STANDAR TEKNIK
Standar Teknik adalah serangkaian eksplisit syarat yang harus dilengkapi
oleh bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal melengkapi
satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, kemungkinan akan disebut sebagai
berada di luar spesifikasi. Sebuah standard teknik dapat dikembangkan secara
pribadi, misalnya oleh suatu perusahaan, badan pengawas, militer, dll: ini
biasanya di bawah payung suatu sistem manajemen mutu . juga dapat dikembangkan
dengan standar organisasi yang memiliki lebih beragam input dan biasanya dikembangkan
dengan sukarela standar: ini bisa menjadi wajib jika diadopsi oleh suatu
pemerintahan, kontrak bisnis, dan lain-lain. Istilah standar teknik yang
digunakan sehubungan dengan lembar data. Sebuah lembar data biasanya digunakan
untuk komunikasi teknis untuk menggambarkan karakteristik teknis dari suatu
item atau produk. Hal ini dapat diterbitkan oleh produsen untuk membantu orang
memilih produk atau untuk membantu menggunakan produk.
Macam-macam Standar Teknik
1.
ANSI (American
National Standard Institute)
Sebagai
suara standar AS dan sistem penilaian kesesuaian, American National Standards Institute (ANSI) memberdayakan
anggotanya dan konstituen untuk memperkuat posisi pasar AS dalam ekonomi global
sambil membantu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan konsumen dan
perlindungan dari lingkungan. Masing -masing peralatan proteksi tersebut dalam
rangkaian satu garis digambarkan dalam bentuk lambang/kode.
2.
ASME (American
Society of Mechanical Engineer)
Memiliki
satu standar global menjadi semakin penting sebagai perusahaan
menggabungkan
melintasi batas internasional, dibantu oleh perjanjian perdagangan regional seperti
North American Free Trade Agreement (NAFTA)
ditetapkan oleh Uni Eropa (UE), yang telah memfasilitasi merger internasional
melalui penurunan tarif pada impor. Perusahaan yang terlibat dalam konsolidasi
ini digunakan untuk menjual hanya satu pasar, sekarang menemukan diri mereka
jual ke pasar global.
3.
JIS (Japanese
Industrial Standard)
Standar
Industri Jepang (JIS) menentukan standar yang digunakan untuk kegiatan industri
di Jepang. Proses standarisasidikoordinasikan oleh Jepang Komite Standar
Industri dan dipublikasikan melalui Asosiasi Standar Jepang. Di era Meiji,
perusahaan swasta bertanggung jawab untuk membuat standar meskipun pemerintah
Jepang tidak memiliki standar dan dokumen spesifikasi untuk tujuan pengadaan
untuk artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk membentuk standar
resmi (JES lama) pada tahun 1921.Selama Perang Dunia II, standar disederhanakan
didirikan untuk meningkatkan produksi materiil. Orang Jepang ini Standards
Association didirikan setelah kekalahan Jepangdalam Perang Dunia II pada 1945.
Para Industri Jepang Komite Standarperaturan yang diundangkan pada tahun 1946,
standar Jepang (JES baru) dibentuk. Hukum Standardisasi Industri disahkan pada
1949, yang membentuk landasan hukum bagi Standar hadir Industri Jepang (JIS).
4.
SNI (Standar Nasional Indonesia)
SNI
adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, dimana
semua produk atau tata tertib pekerjaan harus memenuhi standar SNI. Agar SNI
memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:
a. Openess:
Terbuka agar semua stakeholder dapat
berpartisipasi dalam pengembangan SNI;
b. Transparency:
agar stakeholder yang berkepentingan
dapat mengikuti perkembangan SNI dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke
tahap penetapannya.
c. Consensus
and impartiality: agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan diperlakukan
secara adil;
d. Effectiveness
and relevance: memfasilitasi perdagangan karena
memperhatikan kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
e. Coherence:
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar
negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar
perdagangan internasional.
f. Development
dimension (berdimensi pembangunan): agar memperhatikan
kepentingan publik dan kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing
perekonomian nasional. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh
BSN yaitu untuk membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di
bidang standardisasi secara nasional menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi
Nasional (BSN). Contoh Standart Nasional Indonesia yang telah diterapkan di
Indonesia salah satunya adalah tentang penggunaan Informasi dan Dokumentasi –
Internasional Standard Serial Number (ISSN). SNI ini merupakan adopsi identic
dari ISO 3297:2007, ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 01-03, Informasi dan
Dokumentasi, dan telah dibahas dirapat konsensus pada 21 November 2007 di
Jakarta. Rapat dihadiri oleh wakil dari produsen, kelompok pakar, himpunan
profesi, dan instansi terkait lainnya.
5.
ASTM (American
Society for Testing and Materials)
ASTM
International, sebelumnya dikenal
sebagai American Society untuk
Pengujian dan Material (ASTM), adalah pemimpin global yang diakui dalam
pengembangan dan pengiriman standar internasional konsensus sukarela. Hari ini,
sekitar 12.000 ASTM standar yang digunakan di seluruh dunia untuk meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan keamanan, memfasilitasi akses pasar dan
perdagangan, dan membangun kepercayaan konsumen.
6.
TEMA (Tubular
Exchanger Manufacturers Association)
The Tubular Exchanger Manufacturers
Association, Inc (TEMA) adalah asosiasi perdagangan
dari produsen terkemuka shell dan penukar panas tabung, yang telah merintis
penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari 60tahun.Standar
TEMA dan perangkat lunak telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai
otoritas pada desain shell dan tube penukar panas mekanik.
7.
DIN (Deutsches
Institut fur Normung)
DIN,
Institut Jerman untuk Standardisasi, menawarkan stakeholder platform untuk pengembangan standar sebagai layanan
untuk industri, negara dan masyarakat secara keseluruhan. Sebuah organisasi
nirlaba terdaftar, DIN telah berbasis di Berlin sejak tahun 1917. DIN tugas
utama adalah untuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk
mengembangkan standar berbasis konsensus yang memenuhi persyaratan pasar.
Beberapa 26.000 pakar menyumbangkan keahlian dan pengalaman mereka dengan
perjanjian process.
8.
API (American
Petroleum Institute)
API
adalah standar yang dibuat oleh American
Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan
oli yang berlaku. Izin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan
dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga izin oli dari berbagai
perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standar formulasi isi
kandungan
9.
BSI (Badan Standar Inggris)
BSI
Standar adalah Inggris Badan Standar Nasional (NSB) dan merupakan pertama di
dunia. Ia mewakili kepentingan Inggris ekonomi dan sosial di semua organisasi
standar Eropa dan internasional dan melalui pengembangan solusi informasi
bisnis untuk organisasi Inggris dari semua ukuran dan sektor. BSI Standar
bekerja dengan industri manufaktur dan jasa, bisnis, pemerintah dan konsumen
untuk memfasilitasi produksi standar Inggris, Eropa dan internasional. Bagian
dari BSI Group, BSI Standar memiliki hubungan kerja yang erat dengan pemerintah
Inggris, terutama melalui Departemen Inggris untuk Bisnis, Inovasi dan
Keterampilan (BIS). BSI Standar adalah nirlaba mendistribusikan organisasi,
yang berarti bahwa setiap keuntungan yang diinvestasikan kembali ke dalam
layanan yang disediakan
STANDAR
MANAJEMEN
Standar manajemen adalah
struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang
kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen akan
lebih spesifik jika menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung
standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization
for Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar internasional
yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap negara. ISO
didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan
komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148
negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah
ISO menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu,
ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat
diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan masyarakat.
Proses sertifikasi untuk
persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah
diakui sebagai suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan
produktifitas perusahaan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan
pencapaian keunggulan bisnis. Yang dimaksud mutu disini adalah gambaran dan
karakteristik konsumen atau pelanggan dari barang atau jasa yang menunjukan
kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di tentukan.
1. ISO 9000
ISO
9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang
dirumuskan oleh TC 176 ISO, yaitu organisasi internasional di bidang
standardisasi. ISO 9000 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization Technical Committee (ISO/TC) 176.[1] ISO/TC inilah yang
bertanggungjawab untuk standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176
menetapkan siklus peninjauan ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa
standar-standar ISO 9000 akan menjadi up
to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO 9000
telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.
1) adanya satu set prosedur yang mencakup
semua proses penting dalam bisnis
2) adanya pengawasan dalam proses pembuatan
untuk memastikan bahwa sistem menghasilkan produk-produk berkualitas;
3) tersimpannya data dan arsip penting dengan
baik;
4) adanya pemeriksaan barang-barang yang
telah diproduksi untuk mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan
perbaikan yang benar apabila dibutuhkan;
5) secara teratur meninjau keefektifan
tiap-tiap proses dan sistem kualitas itu sendiri.
Sebuah
perusahaan atau organisasi yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai
perusahaan yang memenuhi syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label
"ISO 9001 Certified" atau
"ISO 9001 Registered".
Sertifikasi
terhadap salah satu ISO 9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan
jasa yang dihasilkan. Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang
berkualitas dan konsisten dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut.
Walaupan standar-standar ini pada mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka
telah diaplikasikan ke berbagai perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan
tinggi dan universitas. ISO 9000 mencakup standar-standar di bawah ini:
1) ISO 9000 - Quality Management Systems - Fundamentals and Vocabulary: mencakup
dasar-dasar sistem manajemen kualitas dan spesifikasi terminologi dari Sistem
Manajemen Mutu (SMM).
2) ISO 9001 - Quality Management Systems - Requirements: ditujukan untuk
digunakan di organisasi manapun yang merancang, membangun, memproduksi,
memasang dan/atau melayani produk apapun atau memberikan bentuk jasa apapun.
Standar ini memberikan daftar persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah
organisasi apabila mereka hendak memperoleh kepuasan pelanggan sebagai hasil
dari barang dan jasa yang secara konsisten memenuhi permintaan pelanggan
tersebut. Implementasi standar ini adalah satu-satunya yang bisa diberikan
sertifikasi oleh pihak ketiga.
3) ISO 9004 - Quality Management Systems -
Guidelines for Performance Improvements: mencakup perihal perbaikan sistem
yang terus-menerus. Bagian ini memberikan masukan tentang apa yang bisa
dilakukan untuk mengembangkan sistem yang telah terbentuk lama. Standar ini
tidaklah ditujukan sebagai panduan untuk implementasi, hanya memberikan masukan
saja.
2. Sistem Manajemen Produksi TQM
Total Quality Management (TQM)
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai
dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen manajemen untuk
mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih keunggulan dalam semua
aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yaitu:
1) Kualitas meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan
2) Kualitas merupakan kondisi yang selalu
berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
3) Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan.
TQM
sangat bermanfaat baik bagi pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.
1)
Manfaat TQM bagi pelanggan adalah:
2)
Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah
dengan produk atau pelayanan.
3)
Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik
atau pelanggan lebih diperhatikan.
4)
Kepuasan pelanggan terjamin.
Manfaat
TQM bagi institusi adalah:
1)
Terdapat perubahan kualitas produk dan
pelayanan
2)
Staf lebih termotivasi
3)
Produktifitas meningkat
4)
Biaya turun
5)
Produk cacat berkurang
6)
Permasalahan dapat diselesaikan dengan
cepat.
Manfaat
TQM bagi staf Organisasi adalah:
1)
Pemberdayaan
2)
Lebih terlatih dan berkemampuan
3)
Lebih dihargai dan diakui
Manfaat
lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa
yang akan datang adalah:
1)
Membuat institusi sebagai pemimpin dan
bukan hanya sekedar pengikut
2)
Membantu terciptanya team work
3)
Membuat institusi lebih sensitif terhadap
kebutuhan pelanggan
4)
Membuat institusi siap dan lebih mudah
beradaptasi terhadap perubahan
5)
Hubungan antara staf departemen yang
berbeda lebih mudah
Tujuh
konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja,
benchmarking, just-in-time (JIT),
konsep Taguchi, dan pengetahuan
perangkat TQM.
3.
Standar Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada dua sumber, yaitu Permenaker No 5
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada
Standar OHSAS 18001:2007 Occupational
Health and Safety Management Systems.
4.
Standar Manajemen Lingkungan
Standar Manajemen adalah serangkaian
syarat-syarat dan sistem-sistem yang harus dipenuhi dalam mengatur permasalahan
yang ada di dalam suatu bidang. Standar-standar manajemen terdiri dari ISO
14000, ISO 9000, OHSAS 18000
5.
OHSAS 18000
Standar
OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja Internasional untuk membantu organisasi mengendalikan resiko
terhadap kesehatan dan keselamatan personilnya.
6.
ISO 14000
Standar manajemen lingkungan yang
sifatnya sukarela tetapi konsumen menuntut produsen untuk melaksanakan program
sertifikasi tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO 14000 dapat dikatakan
sebagai tindakan proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra perusahaan
dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. Dengan demikian maka pelaksanaan
Sistem Manajemen Lingkungan (SML) berdasarkan Standar ISO Seri 14000 bukan
merupakan beban tetapi justru merupakan kebutuhan bagi produsen.
No comments:
Post a Comment