ILMU BUDAYA DASAR
Yoga Dwi Laksono
3C414396
Teknik
Industri
Tahun
2014
Universitas
Gunadarma
Daftar
Isi
1. Pengertian
Penderitaan…………………………………………….......... 1
2. Siksaan……………………………………………………………..…... 1
3. Kekalutan Mental………………………………………………………..
3
4. Hubungan antara penderitaan dan perjuangan …………………………. ...5
5. Penderitaan, Media Masa, Dan Seniman……………………………….... 5
6. Penderitaan dan
sebah-sebabnya…………………………………………5
7. Pengaruh penderitaan…………………………………………………….6
8. Pengalaman………………………………………………………………6
9. Daftar Pustaka…………………………………………………………... 8
Manusia
dan Penderitaan
A.
Pengertian Penderitaan
Pengertian
penderitaan itu adalah berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau mungkin lahir batin.
Penderitaan
juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan sendiri itu
bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun berbalik kepada
kita sendiri, seberapa besarkah penderitaan itu terhadap diri kita. Penderitaan
bisa juga dibilang sebagai awal dari pembelajaran atau kebangkitan diri kita,
atau mungkin sebagai awalan untuk mencapai suatu kebahagiaan.
Penderitaan
pasti dirasakan oleh semua orang, dari orang yang kaya raya, miskin, cantik,
tampan, atau orang yang cerdas, pintar genius pun pernah merasakan penderitaan.
Sebagai
contoh simplenya, Einstein pernah mengalami kegagalan dalam hubungan
pernikahannya dua kali, namun ia tetap melahirkan karya-karya yang luar biasa
dalam dunia pendidikan. Dan sebagai contoh lain, Rosul kita Muhammad S.A.W
sepanjang hidupnya menderita demi menyelamatkan umatnya. Hasilnya, Islam di
junjung tinggi sampai saat ini, karena keteguhannya dan pengorbanan Rosulullah
S.A.W.
Penderitaan
juga bisa dibilang sebagai peringatan untuk kita agar selalu mengingat dan
kembali kepada Allah S.W.T. Namun, manusia nampaknya kurang memperhatikan
peringatan tersebut, sehingga terjadilah penderitaan tersebut. Hal itu misalnya
ada dalam surat Al-Insyiqoq:6 yang intinya, bahwa manusia harus bekerja keras
untuk dapat melangsungkan hidupnya. Unutk
kelangsungan hidupnya, manusia harus menghadapi alam, menghadapi
masyarakat sekitarnya, dan yang terpenting tidak boleh lupa terhadap Tuhannya.
B.
Siksaan
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, namun dapat juga berupa
siksaan jiwa atau rohani. Akibat dari siksaan adalah penderitaan yang dialami
seseorang.
Berita
mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam
berita, seorang terbunuh, diperkosa, dicuri, dirampok, dan sebagainya. Namun,
pada segi lain sebuah siksaan atau penderitaan seorang dapat dijadikan
keuntungan untuk pohak-pihak jurnalis.
Siksaan
yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
1.
Kebimbangan, dialami oleh seseorang bila
ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu,
sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
2.
Kesepian, dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirina sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau birawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang
dapat dialami oleh seseorang.
3.
Ketakutan, merupakan bentuk lain yang
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada
umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus,
ular, serangga, dan lain sebagainya, tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sesedmikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan, antara lain:
a) Claustrophobia
dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka
b) Gamang,
merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan
karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
c) Kegelapan,
merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab,
dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul seesuatu yang ditakuti.
d) Kesakitan,
merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami seseorang yang
takut jika akan menimbulkan kesakitan.
e) Kegagalan,
merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan
dijalanjan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak akan mudah
untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan
terjadi kegagalan, trauma yang dialaminya menjadikan dirinyua ketakutan jika
sampai terulang kembali.
Apa
yang menyebabkan seeseorang menjadi phobia?
Ahli-ahli
medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai
teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai
dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya
pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius.
Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan
sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri
orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Untuk
mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien
pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika
klien berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah
terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau
diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu
merekam semua kejadian/peristiwa yang pernah kita alami. Dengan begitu kita
dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya
phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien mengalami phobia, maka
hal ini dapat diatasi dengan mudah.
C.
Kekalutan Mental
Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara
sederhananya, kekalutan mental sama dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan
akibat ketidakmampuan seorang menghadapi persoalan yang harus diatasi
sehingga yang bersangkutan tingkahnya
tidak wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.
nampak pada jasmani yang sering
merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b.
nampak pada kejiwaannya dengan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap
gangguan kejiwaan adalah :
a. gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaninya
b. usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
c. kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental itu
diantaranya:
a. kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b. terjadinya
konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
c. cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif
Trauma
(luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh
ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya,
ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif
trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
1. agresi
berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara
fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. regresi
adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil),
misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah
barang-barang.
3. fiksasi
adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya
dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada
benda keras.
4. proyeksi
merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap
sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai
menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5. identifikasi
adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya,
misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang
film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6. narsisme
adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya
lebih superior daripada orang lain.
7. autisme
adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat
menjurus ke sifat yang sinting.
D.
Hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat
kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia
hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan,
melainkan optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.
E.
Penderitaan, Media Masa, Dan Seniman
Berita
mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi berbagai media dengan
maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan
manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media
masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan
peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama
manusia terutama bagi yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikiasi
yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca,
penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
F.
Penderitaan dan sebah-sebabnya
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
1.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan
manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan
nasib buruk itu manusia penyebabnya.
2.
Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan
/ azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha
manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan
semacam ini dialami manusia.
G.
Pengaruh penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal
dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap
positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan,
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuangan
menentang kekerasan, dan lain-lain.
Apabila
sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada
para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan
penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan
nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.keadaan
yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih
sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
Daftar
Pustaka
Ebook Gunadarma, Bab
6, Manusia dan Penderitaan