Monday, 20 October 2014

Manusia dan Penderitaan

ILMU BUDAYA DASAR





Yoga Dwi Laksono
3C414396

Teknik Industri
Tahun 2014
Universitas Gunadarma



Daftar Isi
1. Pengertian Penderitaan…………………………………………….......... 1
2. Siksaan……………………………………………………………..…... 1
3. Kekalutan Mental……………………………………………………….. 3
4. Hubungan antara penderitaan dan perjuangan …………………………. ...5
5. Penderitaan, Media Masa, Dan Seniman……………………………….... 5
6. Penderitaan dan sebah-sebabnya…………………………………………5
7. Pengaruh penderitaan…………………………………………………….6
8. Pengalaman………………………………………………………………6
9. Daftar Pustaka…………………………………………………………... 8







Manusia dan Penderitaan

A. Pengertian Penderitaan
Pengertian penderitaan itu adalah berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau mungkin lahir batin.
Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan sendiri itu bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun berbalik kepada kita sendiri, seberapa besarkah penderitaan itu terhadap diri kita. Penderitaan bisa juga dibilang sebagai awal dari pembelajaran atau kebangkitan diri kita, atau mungkin sebagai awalan untuk mencapai suatu kebahagiaan.
Penderitaan pasti dirasakan oleh semua orang, dari orang yang kaya raya, miskin, cantik, tampan, atau orang yang cerdas, pintar genius pun pernah merasakan penderitaan.
Sebagai contoh simplenya, Einstein pernah mengalami kegagalan dalam hubungan pernikahannya dua kali, namun ia tetap melahirkan karya-karya yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Dan sebagai contoh lain, Rosul kita Muhammad S.A.W sepanjang hidupnya menderita demi menyelamatkan umatnya. Hasilnya, Islam di junjung tinggi sampai saat ini, karena keteguhannya dan pengorbanan Rosulullah S.A.W.
Penderitaan juga bisa dibilang sebagai peringatan untuk kita agar selalu mengingat dan kembali kepada Allah S.W.T. Namun, manusia nampaknya kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga terjadilah penderitaan tersebut. Hal itu misalnya ada dalam surat Al-Insyiqoq:6 yang intinya, bahwa manusia harus bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Unutk  kelangsungan hidupnya, manusia harus menghadapi alam, menghadapi masyarakat sekitarnya, dan yang terpenting tidak boleh lupa terhadap Tuhannya.

B. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, namun dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat dari siksaan adalah penderitaan yang dialami seseorang.
Berita mengenai siksaan kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dalam berita, seorang terbunuh, diperkosa, dicuri, dirampok, dan sebagainya. Namun, pada segi lain sebuah siksaan atau penderitaan seorang dapat dijadikan keuntungan untuk pohak-pihak jurnalis.
Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian, dan ketakutan.
1.      Kebimbangan, dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.

2.      Kesepian, dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirina sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau birawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami oleh seseorang.

3.      Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga, dan lain sebagainya, tetapi pada sementara orang ketakutan itu sesedmikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain:

a)      Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
b)      Gamang, merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang tinggi.
c)      Kegelapan, merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab, dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul seesuatu yang ditakuti.
d)     Kesakitan, merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami seseorang yang takut jika akan menimbulkan kesakitan.
e)      Kegagalan, merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalanjan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak akan mudah untuk bercinta kembali, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang dialaminya menjadikan dirinyua ketakutan jika sampai terulang kembali.
Apa yang menyebabkan seeseorang menjadi phobia?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dari ketakutan mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga, suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang dan mantap.
Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi. mengkondisikan gelombang otak klien pada gelombang alfa atau theta dan menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada pada gelombang alfa atu theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.

C. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara sederhananya, kekalutan mental sama dapat diartikan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga  yang bersangkutan tingkahnya tidak wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.         nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b.        nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a.       gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b.      usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
c.       kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
 Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental itu diantaranya:
a.       kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
b.      terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi
c.       cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a.    Positif
Trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b.    Negatif trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :

1.      agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.      regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung,memecah barang-barang.
3.      fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4.      proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5.      identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6.      narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.      autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

D. Hubungan antara penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan yang bersifaat kodrati yang sudah menjadi konsekwensi hidup manusia. Karena terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Sehingga manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap sebagai rangkaian penderitaan, melainkan optimis, berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. caranya yaitu berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan.

E. Penderitaan, Media Masa, Dan Seniman
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi berbagai media dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikiasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

F. Penderitaan dan sebah-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci sebagai berikut :
1.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.

2.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia.

G. Pengaruh penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
            Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuangan menentang kekerasan, dan lain-lain.
            Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan.keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.



Daftar Pustaka

            Ebook Gunadarma, Bab 6, Manusia dan Penderitaan

No comments:

Post a Comment

Share it!

>

Baca lagi

adsense